Joe Sandy Suka Nongkrongin Tukang Obat




PEKERJAAN sebagai magician atau biasa kita sebut pesulap, kayaknya masih jarang ya? Nah, dulu kita hanya mengenal pesulap Deddy Corbuzier yang bergelar mentalis, atau Romy Rafael sebagai pesulap yang pakai cara hipnotis. Tapi sekarang, lahirlah nama-nama seperti Joe Sandy, Limbad, Romedal, Deni Darco, atau yang paling baru adalah Aki Tarno.

Nah, Kak Joe adalah pemenang reality show "The Master" seri pertama. Hmm, jangan-jangan, Kak Joe udah jago sulap tuh sejak kecil? Kita simak aja yuk cerita Kak Joe yang punya nama asli Joshua Sandy.


**

Seneng deh kalau ada yang nyebut Joe Sandy sebagai magician. Ya bahasa lainnya, adalah tukang sulap. Lucu aja. Aku dilahirkan di Subang, 2 April 1973. Aku juga besar di Subang, Jawa Barat. Tapi setelah lulus SMA, aku pindah ke Bandung. Soalnya, aku ingin melanjutkan kuliah di salah satu kampus di Tamansari. Hmm, yang paling aku ingat dari masa kecilku, apa yah.... Oh, ada! Aku paling suka makan bubur kacang. Gak peduli kapan dan di mana, aku selalu enggak bosan makan bubur kacang.

Kalau tentang sulap, sebenarnya dari kecil aku juga udah suka melakukan trik sulap sih. Awalnya, waktu itu gara-gara tukang obat di pinggir jalan. Aku seneng aja ngeliatnya. Jadi, tiap ada tukang obat keliling, aku suka nongkrongin. Bawel banget sih, aku pikir ketika itu. Tapi seneng aja. Ceritanya suka lucu-lucu. Triknya juga suka membuat orang terkejut.

Waktu kelas III SD, aku mulai bisa menyimpulkan pertunjukan dari si tukang obat tadi. Lewat cerita-cerita yang disampaikan, aku bisa menangkap adanya unsur hiburan. Bener lho, dari cerita-cerita itu, aku banyak menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang menyenangkan di balik itu. Lalu, aku coba-coba mempraktikkan. Tapi karena waktu itu masih kecil, ya dipraktikkannya enggak pas lagi banyak orang. Malu sih. Jadi paling kalau lagi sendirian aja.

Aku juga suka baca buku. Buku apa aja. Buatku, membaca jauh lebih menyenangkan daripada nonton film. Kalau buku, aku bisa baca berulang-ulang.

Sejak kecil, aku juga suka mendapat cerita lucu dari ibu. Ini juga yang menjadi inspirasiku dalam bercerita kepada orang lain. Gara-gara cerita ibu juga, aku bisa menangkap kelucuan dari cerita itu. Padahal, kadang kalau dipikir, dongeng atau cerita yang dibacakan ibu penuh dengan filosofi hidup. Tapi tetap saja selalu ada unsur lucu yang membuat aku tertawa.

Pesanku untuk sobat Percil, jangan takut untuk berimajinasi. Karena imajinasi itu tak terbatas dan sangat berhubungan dengan kreativitas. Masalahnya, bagaimana mewujudkan imajinasi itu supaya bisa sesuai dengan apa yang terbaik untuk sobat Percil. Tuh kan, aku jadi ikutan berfilosofi nih, hehe.... Oh iya, nanti kalau aku ada show di Bandung, jangan lupa datang ya sobat Percil. Aku selalu kangen lho sama Bandung. (Endah Asih/"PR") ***


Sumber: Koran Pikiran Rakyat

0 komentar:

Post a Comment