Kali ini Kak Hendry kutipkan berita dari koran Kompas (06-06-2009), sehubungan dengan isu haram-nya tayangan The Master. Silakan dibaca nih...
JAKARTA, KOMPAS.com - Menanggapi fatwa pengharaman yang diumumkan oleh para pemimpin sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur atas program The Master di layar kaca sebuah stasiun televisi swasta nasional, Master of Number Joe Sandy mengatakan, ia bisa membuktikan bawa atraksinya bersifat ilmiah.
Sebagai bagian dari The Master, Joe mengaku terkejut ketika mendengar kabar pengharaman itu, meskipun, "Enggak apa-apa. Itu
Diterangkannya, sejak awal pihak stasiun televisi tersebut sudah menekankan bahwa keterampilan yang dipertontonkan dalam acara itu murni berupa keterampilan tanpa didukung kekuatan jin atau ilmu sihir. "
Sebagai Master of Number, secara pribadi Joe menanggapi fatwa tersebut sebagai tantangan untuk membuktikan bahwa kemampuan sulapnya murni berdasarkan matematika. "Ini tantangan bagi saya. Kalau orang bilang A, saya akan membuktikan bahwa saya bukan A," tegasnya. "Jadi, kalau saya harus dihantam beton keras, itu tidak cocok dengan karakter saya. Saya lebih ke kajian ilmiah seperti menghitung cepat," tuturnya. "Masa sih pria berkacamata dengan pakaian rapi punya karakter seperti itu," sambung lelaki yang mengenakan kacamata dan berbusana rapi ini.
Kemampuannya menghitung cepat dikemasnya menjadi hiburan. "Memang banyak orang yang bisa berhitung cepat, tetapi
Sementara itu, mengenai Master of Fakir, Limbad, Joe menekankan bahwa kemampuan sahabat sekaligus rivalnya dalam The Master itu tak lebih dari menahan segala rasa sakit akibat hantaman dan tusukan.
Tekannya pula, bisa dibuktikan bahwa The Master bersifat ilmiah. "Saya bisa buktikan dengan ilmiah. Fakir itu ilmu keterampilan dari Timur Tengah, seperti yang dimiliki Limbad. Tidak ada orang yang kebal, tetapi yang ada itu hanya tahan (rasa sakit) dan itu pun hasil latihan," paparnya. "Sakit, nyeri, sih pasti. Hanya saja, dia (Limbad) tahan, karena sudah terlatih," imbuhnya.
Atas pertanyaan adakah dari rekan-rekannya dalam The Master mengaku memiliki ilmu sihir atau ilmu kebal, pria murah senyum tersebut menjawab bahwa tak ada satupun yang demikian. "Setahu saya, enggak, karena saya bisa merasakan dari cara mereka mengobrol atau dari tatapan mata mereka," katanya. "Ini sama halnya kalau kita masuk ke rumah yang bagus, tapi hawa rumahnya suka tidak enak. Ya, seperti magnet yang berbeda kutub saja
Joe mengaku pula bahwa atraksinya dalam The Master telah memotivasi beberapa penggemarnya yang mengalami kesulitan dalam matematika. "
Sumber: koran Kompas
0 komentar:
Post a Comment