Praktek Bedah Mayat

Lho... blog ini tentang sulap kok isinya tentang bedah mayat (otopsi)? Jangan khawatir, isi posting ini masih ada kaitannya dengan sulap kok.

Bagi yang sedang makan, tak biasa dengan cerita yang jorok, mohon tidak baca cerita di bawah ini.


* * * * *

Seorang Profesor sedang memberikan pelajaran bedah mayat (otopsi) kepada para mahasiswa kedokteran yang mengelilinginya di dalam kelas.

Sang Professor berdiri di sebelah mayat yang terbaring telungkup di atas meja.

"Dalam dunia kedokteran, kita harus selalu ingat akan dua hal penting, pertama: kita harus tegar, tidak mudah merasa jijik," demikian kata sang profesor sambil mencolokkan jarinya ke anus si mayat, lalu menjilatnya habis-habisan seperti menjilat es krim.

"Ayo sekarang giliran kalian mempraktekkannya !"

Maka dengan sangat terpaksa para mahasiswa itu pun melakukan apa yg diperintahkan. Setelah semua mendapat giliran untuk melakukannya, sang profesor melanjutkan memberi kuliah

"Dan hal yang kedua adalah: memperhatikan sesuatu dengan sangat cermat !!!

Coba berapa di antara kalian yg memperhatikan bahwa tadi saya mencolokkan jari telunjuk dan menjilat jari tengah?"

Sumber: Indoforum

* * * * *
Apa pelajaran yang bisa Anda petik dari cerita di atas? Ya, ketelitian. Penulis punya beberapa trik dengan konsep seperti dalam cerita tadi. Bahkan penulis baru menyadari, waktu kecil dulu pernah "ditipu" teman dengan trik sulap seperti ini.

Waktu itu kami buat benang gelasan (benang yang dilapisi kaca yang ditumbuk hingga halus) agar kuat untuk diadu. Teman penulis (dia lebih gede dari penulis) bilang, coba lihat nih. Tapi kalian tidak boleh meniru kalau belum pernah belajar, ini berbahaya. Ia mencelupkan jarinya ke serbuk kaca lalu menjilat jari dan melakukan gerakan menelan. Wow... penulis dan teman lain takjub. Sakti juga teman satu ini. Dia berani menelan serbuk kaca. Yah... meskipun sudah ditumbuk halus, serbuk kaca bukan makanan dan memang tak layak makan. Don't try this at home.

Uh... ternyata dia hanya mengecoh kami, memanfaatkan ketidaktelitian kami. Dengan gerakan cepat, kami tentu tak menyadari kalau jari telunjuk yang dicelupkan dan jari tengah yang dijilat.

Itulah sulap! Bukan kerjaan jin (jin Tomang, jin Kartubi, atau celana jin/ jeans), that's only a trick. Apa pendapat Anda???

2 komentar:

miranti verdiana dewi said...

Dengan membaca ini, kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa kita haru slebih teliti dalam menjalani hidup, benar?

Hendry Filcozwei Jan said...

Ya, betul Ranti.


Salam Magic

Hendry Filcozwei Jan
(www.rekor.blogspot.com)

Post a Comment