Wawancara dengan Joe Sandy di Majalah Inside




Joe Sandy: Berdiri Tegak di “The Master” Setelah 20 Tahun


Setelah berbulan-bulan “bertarung” di acara The Master RCTI dengan berbagai kreasi dan permainan tak terduga nan menegangkan, akhirnya Joe Sandy mampu menjadi yang terbaik. Pada malam final, laki-laki asal Bandung, Jawa Barat itu menyisihkan Limbad sang “pemilik” burung hantu itu. Sepanjang kompetisi tersebut, Joe konsisten dengan permainan Mind Reading atau membaca pikiran. Permainan yang mengandalkan kecepatan dan ketepatan pikiran ini diperagakan Joe secara brilian sehingga menyita perhatian penonton dan akhirnya menjatuhkan pilihan padanya. Joe yang Anda kenal hari ini, bukanlah Joe yang sekonyong-konyong muncul. Dia melalui proses panjang yang melelahkan. Dia menunggu selama 20 tahun untuk menjadi pangeran di panggung The Master. Bagaimana proses yang pernah ia lewati? Berikut bincang-bincang ringan dengan INSIDE:



Sekarang Anda sudah disebut Master ya….

Itu kepercayaan orang yang luar biasa kepada saya. Saya sangat menghargai kepercayaan ini tentu dengan selalu memberikan yang terbaik. Selain itu, karena memang hanya itu yang saya bisa. Saya ingin maksimal di bidang yang saya bisa, apalagi mendapat kepercayaan semacam ini.


Menjadi seperti ini bukan sesuatu yang terjadi sekonyong-konyong. Bagaimana awal kesukaan Anda pada dunia sulap?

Sejak kecil sekali saya sudah suka dengan sulap. Sebab di mana-mana sulap selalu menarik. Kalau tidak menarik, itu bukan sulap. Nah sebagai anak-anak, betapa pun sulap yang saya lihat dulu sederhana namun sudah memberikan kesan tersendiri. Sejak itu saya selalu pingin lihat kalau dengar ada pertunjukan sulap. Saya lalu coba belajar sendiri. Eh… ternyata bisa juga. Saya lalu belajar terus. Lama-lama ikut kompetisi dan ternyata ada yang saya menangi. Kemudian ikut The Master, maka jadilah seperti sekarang ini.


Awalnya, apa sih yang menarik dari sulap ini…

Awalnya karena bisa menghibur orang. Kita bisa membuat orang terpukau. Ini mendorong saya untuk belajar terus. Saya nggak bisa nyanyi, jadi saya coba menghibur dengan yang saya bisa, ya sulap ini.


Siapa pesulap yang paling Anda suka dulu?

Ada Mr. Robin dan beberapa yang lain. Lalu menyusul era Dedy Corbuzier. Saya belajar bermain sulap itu sendiri, lalu persiapan agar tidak grogi. Sebab sering kali perasaan grogi ini benar-benar menjadi masalah besar.


Sampai sekarang masih grogi?

Kalau sekarang, makin banyak orang makin tidak grogi atau makin senang. Kalau dulu, semakin banyak orang semakin grogi….


Dalam proses belajar, tentu saja muncul aneka kegagalan. Bagaimana mengatasi frustrasi yang mungkin saja muncul menyertai kegagalan itu?

Karena berpikir bahwa sulap ini memberi harapan ke depan, meski pernah gagal saya berusaha untuk berlatih terus. Yang penting melakukan sesuatu yang membuat orang senang dan berkesan.


Kita tahu bahwa orang senang adalah ketika ketawa atau tepuk tangan. Tapi ketika dia tenang-tenang saja, bisa-bisa yang bermain stress juga. Bagaimana mengatasi ini?

Berhadapan dengan kasus semacam ini kita harus peka. Jangan membiarkan orang tidak senang pada permainan kita. Di sini pentingnya kita memiliki tabungan jenis permainan. Kita bisa saja mengganti permainan. Tentu saja pergantian dari satu permainan ke permainan lain harus soft.

Harus ada alurnya agar orang tidak kaget juga. Kita memang harus pandai membaca situasi, karakter orang. Dengan demikian kita menyesuaikan diri. Ini supaya jangan mubazir. Kita sudah main capek-capek, nggak tahunya tidak ada gunanya sama sekali atau malah bikin bete.


Kalau mengalami kegagalan, siapa yang memberi motivasi untuk maju terus?

Ibu saya yang terus saja memberi dorongan. Seorang ibu tentu saja tidak ingin melihat anaknya gagal. Dia sendiri bilang, Joe, kamu sudah mulai maka harus maju terus. Kalimat sederhana itu benar-benar memberi saya semangat untuk maju terus.


Kalau dihitung-hitung, sudah berapa lama Anda bermain sulap?

Ya, itu tadi saya sudah main sulap sejak kecil. Jadi sudah sejak 20 tahun lalu. Tapi mulai masuk wilayah professional sejak 10 tahun lalu. Pertama-tama saya main sulap di kalangan keluarga sendiri.


Kesulitan apa yang Anda hadapi dalam berlatih sulap?

Menemukan jenis permainan. Kalau permainan yang kita perlihatkan hanya itu-itu saja, tentu orang-orang bosan. Lalu ketika menemukan idenya kita berlatih, berimprovisasi lalu mengulanginya agar benar-benar menguasai. Nah, dari mana ide-ide itu? Ya banyak membaca buku, menonton sulap juga.


Jadi, boleh dikatakan, Anda otodidak belajar sulap berbekal ketekukan dan kesabaran….

Betul. Saya otodidak. Boleh dibilang juga, sulap ini hanya sekadar hobi dulunya. Lama-lama banyak diminati orang, lalu saya berpikir untuk menjadikan profesi.


Ke mana Anda main pada awal-awal dulu?

Di tempat ulang tahun anak-anak di Bandung. Lalu berkembang ke acara-acara yang lebih besar. Kebetulan saya juga MC.


Jadi Anda MC sekaligus bermain sulap? Berarti saat MC bisa saja jurus sulap langsung Anda mainkan untuk menarik perhatian audience?

Betul sekali…. Saya kan tidak bisa nyanyi. Jadi modal utama saya adalah sulap ini. Sekarang ini saya lebih banyak bermain sulap. Kalau MC tidak saya lepas total juga. Kalau ada yang mau saya MC, ya ayo. Tergantung tawaran yang datang….


Waktu awal-awal muncul, bayaran yang Anda terima berapa?

Lima puluh ribu untuk permainan selama satu jam. Lalu meningkat menjadi seratus ribu, seratus lima puluh ribu lalu naik terus, terus, terus dan sampai hari ini demikianlah….


Kalau sekarang ini berapa tarif Anda bermain?

Kemarin itu sudah di-list antara Rp 25 juta-35 Juta.


Seperti apa frekuensi kemunculan Anda bermain akhir-akhir ini?

Ya, lumayanlah… Setelah The Master aja sudah ada empat permintaan untuk bulan depan.


Magician semakin banyak. Itu berarti, pilihan orang semakin banyak juga. Apa yang Anda akan lakukan agar tetap bertahan nantinya?

Magician memang banyak. Tapi magician yang bisa memunculkan permainan secara menarik dan enak ditonton itu tidak banyak atau sedikit.


Melihat permaian sulap yang sim sala bim itu, orang awam langsung bilang, itu pakai magic. Apa tanggapan Anda?

Saya bilang itu wajar. Tapi sebenarnya untuk bisa bermain sulap yang mengagumkan itu saya pun belajar setengah mati.


Ada rencana buka sekolah sulap nggak, melihat masa depan sekolah sulap semakin bagus?

Ada rencana itu. Kemungkinan awal tahun depan. Doakan bisa terealisasi.



Di-copy paste dari majalah Inside


3 komentar:

ranti said...

kak handry!!! sip! hebat... baru tau aku kak ada wawancara... thxa lot kak... aq kasih tau k tmn2 y.. da postingin ni

Joe Lovers said...

wowwwwwwwwwwww.......... kak hebat!!!

Hendry Filcozwei Jan said...

Ranti & Joe Lovers, trims sudah mampir dan berkomentar. Tuh... sudah ada berita tentang Kak Joe yang Kak Hendry kutip dari koran. Silakan baca...



Salam Magic

Hendry Filcozwei Jan
(www.rekor.blogspot.com)

Post a Comment